Short Message for My Beloved Kids

Jangan pernah putus asa dengan hidupmu, karena Tuhan tidak pernah putus asa membentukmu!

Tuesday, June 29, 2010

A choice..

Seringkali hati ini terhenyak kaget... menyadari betapa cepatnya waktu berlalu... seiring dengan pertumbuhan bocah-bocah kecilku menjadi mahkluk-mahkluk dewasa dengan pola pikir yang berbeda-beda dan selalu punya alasan dibaliknya... Termasuk dengan si mas... terjadi pergulatan pola pikir di benaknya, antara keinginannya dan keinginan ibunya... Aku masuk IPA atau IPS, bu ?

Entah berapa puluh kali harus kujelaskan, masing-masing kelebihan dan kekurangan dari kedua jurusan itu... tetapi pada prinsipnya, mas... ibu tidak akan mengharuskan mas untuk masuk salah satu jurusan itu... tapi kalau mas minta saran ibu, ya ibu sarankan jurusan IPA... karena ibu dan mbak akan lebih mudah membimbing dan membantu kamu belajar nantinya...

Seperti biasa jika ada pergolakan di hatinya si mas memilih diam....

Saat penyerahan rapot....,
kaget juga hati ini menerima pemberitahuan dari wali kelas bahwa si mas masuk kelas IPS... lho ?? padahal secara akademis nilai-nilainya memungkinkan untuk masuk ke jurusan IPA.. sempat juga ego memberontak... tetapi wali kelas kemudian menunjukkan surat pernyataan yang dibuat si mas... dan di situ tertulis bahwa jurusan yang dipilihnya adalah IPS... subhanallah... he made a choice... his own choice...
Si bocah yang dulu selalu ikut kata ibunya... selalu menurut kata ibunya... apa-apa ibu... apa-apa ibu...sudah menentukan sendiri arah langkahnya...

Kenapa kamu tidak milih IPA, mas... pertanyaan ini terpaksa kuajukan mengikuti rasa penasaranku...

Aku lebih suka mata pelajaran yang di IPS, bu... Guru-guru dan suasana belajar di kelas IPS lebih nyaman untukku... Lagian ntar di kelas IPA kan lebih banyak ceweknya.... aku bisa kewalahan, bu... kalimat terakhir ini disampaikan sambil mengulum senyum... menunjukkan lesung pipit kecil di pipinya... duuuhhh... gantengnya kamu, le... cah bagus...

Bahagiamu adalah bahagiaku... ceriamu adalah semangat hidup ibu... Apa pun pilihanmu... akan selalu ada doa ibu untukmu memohonkan kemudahan... kelancaran dan manfaat untuk hari depanmu ... insya Allah... amin...

Hadiah ga sekolah... my silver girl..

Tahun ini alhamdulillah gadisku memasuki pendidikan tinggi di ITB jurusan Biologi di SITH... Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati... biar dibelokkan kemanapun tetap keinginan untuk masuk jurusan ini sangat kuat... kalau tidak ditrima seleksi pertama ya ikut lagi seleksi berikutnya, bu... Kalau ga ketrima lagi ? ya ikut seleksi berikutnya lagi... Masak ga pake cadangan sih ? Untuk apa pake cadangan kalau jurusan itu aku ga suka, bu... malah nanti tertekan kuliahnya...

Lagian kalau aku masuk jurusan ini aku dapat keringanan tidak usah bayar biaya masuk dengan agunan medali perak olimpiade biologiku, bu... Kalau aku masuk ke Jurusan lain nanti pasti harus bayar berjuta-juta...

Tidak pernah ibunya tau bagaimana awal mulanya penyiapan berkas-berkas pendaftaran, tau-tau sudah disodori formulir ijin orangtua... anakku... anakku... Hanya doa dan doa yang selalu kamu minta dari ibu... kamu tau ibu punya persediaan doa lebih dari cukup untuk kamu dan adik-adikmu.. Tidak pernah gadisku merisaukan ibunya tentang biaya sekolahnya sejak dari masuk SMP dan SMA... semua dibiayai dari hasil lomba, ikut pelatnas dan penghargaan yang lainnya... bahkan sampai masuk Perguruan Tinggi pun dibiayai oleh medali peraknya...

Bagaimana nanti dengan living cost kamu di Bandung, nduk... pernah kucoba memancing solusi yang dia punya untuk menghadapi hari-hari kuliahnya di luar kota jauh dari tempat tinggal ibu dan adik-adiknya... Insya Allah nanti pasti akan banyak informasi untuk beasiswa, bu... Aku juga siap kerja part timer kok... subhanallah... Dengan seijin Allah, nduk... selama ibumu masih bisa bernafas, tidak perlu kamu risau tentang sekolahmu juga adik-adikmu... insya Allah.. amin..

Aku pasti akan berhemat kok, bu... insya Allah uang tabungan hasil ikut lomba dan uang saku pelatnas masih cukup untuk 1-2 semester pertama... Amin...

Alhamdulillah bahwa tabungan gadisku cukup untuk biaya awal kuliahnya... uang saku yang dikumpulkan setiap ikut pelatnas 1 bulan kadang hingga 2 bulan... dan tidak cuma sekali... rajin ditabung dan dihemat... keperluan sekolah hampir tidak pernah minta ibunya... pulsa telpon kalau tidak betul-betul kepepet juga si mbak beli sendiri...

Saat menunjukkan rapotnya pada mbah putrinya untuk minta hadiah, si ade' protes keras...
"kalau mbak Iga minta hadiah untuk rapotnya jangan dikasih ya, mbah putri... anak itu ga pernah sekolah... pelaaatnaaasss.... teruuuss...."

hahaha... bener juga... Iga dalam satu semester paling hanya masuk sekolah untuk ulangan susulan barang 1-2 bulan saja... ende gut..alles gut... alhamdulillah...

Kenaikan Kelas -- semampunya ajalah..

Saat terima rapot merupakan ajang yang sangat dinantikan oleh pasukan maupun komandannya. Jika komandannya berkaitan dengan prestasi akademik anak buah, kalau pasukan berkaitan dengan peningkatan jumlah uang saku... Dijanjikan oleh eyangnya untuk setiap nilai 8 berharga 5.000 rupiah, sedangkan nilai 9 dihargai 10.000 rupiah. Jika ada nilai 10 akan dihargai 25.000 rupiah... tapi kalau ada angka 5 maka semua hadiah 'hangus..'
Alhamdulillah setelah sekian tahun tidak pernah bonus pasukan menjadi hangus... bahkan seringkali eyangnya minta waktu untuk menyediakan bonus :-)

Periode tahun ini alhamdulillah si ade' prestasinya bagus, mengingat pada waktu ulangan kenaikan kelas ibunya tidak bisa mendampingi secara total, lha ibunya juga ujian hehehe.... Malahan si ade' baru menyampaikan bahwa dia ulangan kenaikan kelas setelah ulangan berjalan 2 hari... Maksudnya supaya tidak menganggu konsentrasi ibunya... duuuh... bocah.. Maafkan ibu ya, nak... sebetulnya ade' juga sudah menyampaikan seminggu sebelumnya bahwa pada minggu yang sama dengan minggu ibunya ujian dia ulangan... tapi konsentrasi ibunya kacau dengan jadwal ulangan si mas, jadwal penerimaan mahasiswa baru si mbak dan jadwal ujiannya sendiri...

Jadi deh... dengan pede dan santun menghadap mbah putrinya... "mbah putri sudah punya uang untuk hadiah kenaikan kelasku ? aku sepuluh besar di sekolah lho... di kelas sih ranking 5....."
Mbah putrinya yang tidak siap ditodhong agak kaget juga... "wah... hebat dong! Coba dihitung nilaimu, nanti kalau kurang ya mesti ambil uang dulu..."

Si Ade' dengan nada prihatin bilang, " ... udahlah... semampunya mbah putri aja... nanti kalau dihitung nilaiku uang mbah putri bisa habis... semampunya ajalah..."

ade'... ade'... naif banget dikau sayangku...

Saturday, June 05, 2010

Naskah Drama Aris

Untuk acara kesenian dalam rangka kemah kegiatan Pramuka, ade' dan teman-temannya pilih menampilkan drama singkat dengan tema perjuangan. Special request diajukan ke ibunya dilengkapi dengan pelukan dan 'rayuan' singkat... "Ibu, aku dibuatkan naskah drama ya... temanya perjuangan... teman2 minta dialognya jangan panjang-panjang... kami ber sembilan lho, Bu... semuanya laki-laki... Oya, waktunya sekitar 10 menit..."

Disela-sela revisi disertasi, jadilah naskah drama singkat... dengan judul Pertempuran di Malam Tanpa Purnama...

PERTEMPURAN DI MALAM TANPA PURNAMA By Aris
( serombongan gerilyawan bersiap-siap untuk menyerbu pasukan penjajah yang menurut informasi dari mata-mata akan melewati area dimana para gerilyawan bermukim)

4 orang gerilyawan mendengarkan petunjuk dari komandannya tentang rencana penyerbuan.

Komandan : Naga satu !
Gerilyawan 1 : Siap!
Komandan : Naga dua !
Gerilyawan 2 : Siap!
Komandan : Naga tiga !
Gerilyawan 3 : Siap!
Komandan : Naga empat!
Gerilyawan 4 : Siap !
Komandan : Bagus! Menurut informasi telik sandi, sebentar lagi pasukan penjajah akan melewati daerah kita. Kita sergap mereka !!
Gerilyawan 1-4 : Siap, Komandan !

Para gerilyawan dipimpin Komandannya lalu bersembunyi di sekitar lokasi dimana diperkirakan pasukan penjajah sebentar lagi akan lewat.

Tidak berapa lama lewat 4 sosok manusia yang mencurigakan. Para gerilyawan berlompatan muncul dari tempat persembunyian menyergap 4 orang sosok mencurigakan tersebut.

Gerilyawan 1 - 3: Serbuu…!
Gerilyawan 2 - 4: Tangkaap… !
Komandan : Tunggu! Tahan dulu..mereka sepertinya bukan tentara penjajah!
Gerilyawan 1 : Ah.. mereka ini pasti antek-antek penjajah, Komandan…
Gerilyawan 2 : Ya betul..! Mereka sedang menyamar pasti, Komandan !

Sosok 1 : Ampuun pak… kami bukan tentara penjajah..
Sosok 2 : Betul, Komandan.. kami penduduk pribumi.. asli lho...
Komandan : Apa buktinya ?
Sosok 3 : Ini pak, saya ini tukang sate.. ini saya bawa kipas untuk ngipasi sate..
(sambil menunjukkan kipas yang dibawa)

Sosok 4 : Saya jualan internet, Komandan.... ini kornet dan mie nya…
(sambil menunjukkan barang bukti yang dibawa)

Gerilyawan 3 : Untuk apa kalian malam2 gelap gulita begini jalan-jalan ?
Gerilyawan 4 : Mau kemana rombongan tukang sate dan tukang bakmi malam2 begini ?
Sosok 1 : Kami mau jualan ke pasar malam di Desa sebelah, pak..
Sosok 2 : Iya, pak. Kami lewat jalan ini karena dengar-dengar tentara penjajah mau lewat jalan yang sebelah sana ..
(sambil menunjuk ke tempat yang berlawanan arah dengan kedatangan mereka)

Komandan : Lho… katanya tentara penjajah mau lewat jalan ini ?
(bingung, garuk2 kepala…)
Sosok 3 : yaah..mana mau mereka, Ndan.. jalan ini kan gelap, mana becek, ga ada ojek…
Sosok 4 : Kalau lewat jalan sana kan tidak terlalu gelap meskipun malam tanpa purnama, Komandan…
Gerilyawan 1 - 4: yaaahh…. ! salah jalan !

Komandan : Ya sudah, karena malam gelap sekali jadi kita salah jalan. Pasukan…!! Kita segera menuju jalan yang benar.
Kalian (menunjuk rombongan tukang sate dan tukang bakmi) segera tinggalkan tempat ini, karena pertempuran akan segera dimulai.
Gerilyawan 1-4 : Siap, Komandan !! (Gerilyawan berlari bersama Komandan
meninggalkan tempat pentas)
Sosok 1 - 4 : Ya, Komandan !! Selamat berjuang, semoga menang !!
(Sosok 1 – 4 berlari keluar pentas dengan arah berlawanan)


Selesai... MERDEKA !!