tidak mudah menjalani sesuatu yang baru
berangkat dari nol, harus ikhlas, harus legawa
aber es it ganz so schwer..
satu sisi dengan kewajiban untuk membimbing mahasiswa2ku meraih jenjang sarjananya, di sisi lain harus berdamai dengan hatiku pada masalah adaptasi ..pd kondisi baru di hidupku..
kemampuanku tidak cukup tinggi untuk membimbing skripsi mahasiswa2ku,
tapi kenapa mereka percaya padaku ? aku ga pandai mengarahkan mereka, aku hanya bisa menyemangati mereka ...memotivasi untuk terus maju..
sementara kondisi jiwaku, ragaku, pikiranku terasa penuh dengan kewajiban, tanggungjawab, dan resiko yg muncul akibat dari keputusan2ku..
aku yg menghadirkan dia dalam hidupku
aku yg minta pd Allah utk megijinkan dia kumiliki
dan sebenarnya Allah sdh menunjukkan kekurangan dan kelebihannya pdku,
tp aku nekat untuk terus memintaNya jadi milikku,
entah berapa puluh juta biaya yg sdh kukeluarkan untuk memperbaiki penampilanku,
agar dia tertarik dan mencintaiku, menyayangiku... ternyata percuma saja..
kalau orang lain tau ..kalau saudara2 tau.. pasti mereka bilang aku bodoh,
ironis juga, bahwa semua peningset itu aku yg mengadakan, pesta itu, aku juga yang menjadikan nyata.. kusayangi dia sepenuh hatiku, kujaga sikapku, ucapanku agar tidak menyakiti perasaannya, tapi yang kulakukan masih saja belum cukup untuk mendapatkan respect darinya... masih saja kurang bisa memuaskannya, tidak bisa membuatnya menjadikan aku seseorang yg berarti dalam hidupnya..
semua jadi terasa semu..
betapa pun aku berusaha untuk memahami kondisinya,
lama tidak berada dalam satu keluarga utuh,
lama tidak merasa perlu untuk memahami posisinya als Man und Vater
tidak memahami pola pikir aris yg menerimanya sbg sosok bapak yg selama ini ga pernah didapatkannya, masih saja aris cacat besar di matanya... tidak mau mencoba mengerti bahwa seringkali yg diucapkan aris tidaklah seperti yg dipikirkan dan dimaksudkan.. kalau toh aris pernah berucap yg salah atau tidak simpatik, pasti ada sebabnya, tekanan terhadap kuliahnya yg pasti...
kalau saja dia mau memahami aris yg sesungguhnya..
ardan juga terlihat jelas cacatnya.. nobody is perfect.. tdk bisa pohon yg sdh terlanjur tumbuh besar diminta berubah tanpa bantuan tangan kita.. aku mau pohonku tumbuh ke kiri, ya harus rajin dipangkas cabang yg tumbuh di bagian kanan.. kecuali jika pohon itu dirawat sejak kecil, diarahkan tumbuhnya sesuai mau kita..
sebisaku kulakukan kewajibanku sebagai seorang istri sekaligus sebagai aliran berkahNYA...
ikhlas.. harus ikhlas.. bersyukur bahwa Allah masih melewatkan rejeki melalui aku..
semoga Allah berikan aku kekuatan, rejeki, kesehatan, ampunan dan kasih sayangNYA padaku, agar aku bisa terus mendampingi dan menjalankan kewajibanku ssebagai seorang istri dan seorang ibu..
aku yg memohonkan kehadiran nya di sisiku... dengan seijin Allah .. dan karena Allah pula akan kutempuh hari2 ini dengan ikhlas..jangan ijinkan dia menyakiti saya ya Allah,
apa pun yg terjadi, kupasrahkan padaMu ya Allah..
hanya kuasaMu yg kuminta untuk membuka hatinya, menyadarkannya bahwa aku sangat menyayanginya....