Short Message for My Beloved Kids
Jangan pernah putus asa dengan hidupmu, karena Tuhan tidak pernah putus asa membentukmu!
Thursday, February 23, 2017
Sunday, February 19, 2017
no more white roses...
duluuu...waktu iga masih dengan seragam putih abu2nya,
pulang sekolah dibelikannya ibunya ini setangkai bunga mawar putih,
pura2nya happy valentine ya bu...., katanya ceria...
and am so happy...
lalu pd tanggal 23 Februari ...dibelikannya lagi setangkai mawar putih,
selamat ulang tahun ya buu....
ya Tuhan, bahagianya....
tapi sekarang tidak lagi aku bisa berharap itu semua dari iga,
merayakan valentine itu ga benar,
ucapan selamat hanya untuk Rasullullah...
pulang sekolah dibelikannya ibunya ini setangkai bunga mawar putih,
pura2nya happy valentine ya bu...., katanya ceria...
and am so happy...
lalu pd tanggal 23 Februari ...dibelikannya lagi setangkai mawar putih,
selamat ulang tahun ya buu....
ya Tuhan, bahagianya....
tapi sekarang tidak lagi aku bisa berharap itu semua dari iga,
merayakan valentine itu ga benar,
ucapan selamat hanya untuk Rasullullah...
.........
semakin sulit rasanya utk bisa berkomunikasi dengan anakku perempuan satu-satunya,
mungkin karena kami terlalu lama tidak bersama-sama,
kenangan terakhir saat iga mengikuti lomba mengarang cerita tingkat nasional, yg mengharuskan Iga menginap di solo, di wisma haji, sedangkan aku harus ke Bogor,
terlihat di wajahnya yg ayu, di matanya yg cerdas, keinginan agar aku menemaninya,
kukatakan saat itu pd iga,
ibu punya tugas, iga juga...
mari kita selesaikan sendiri2 tugas kita, ada Allah bersama kita,
dan kita bisa bersama lagi setelah tugas kita masing2 selesai...
dan sekarang aku menyesal mengatakan itu pd iga
karena igaku menjadi anak yang sangat berkelebihan mandiri,
tidak memerlukan sosok pendamping lain selain Tuhannya,
...ambilkan bulan, bu...
ambilkan bulan bu...yang slalu bersinar di langit...
ibu ga akan lupa dg suara lantangmu menyanyikan lagu itu di sebelah kiri ibu , saat kita pergi bersama-sama, berdua saja...
sekarang iga sdh bisa meraih bulan iga sendiri...
mungkin karena kami terlalu lama tidak bersama-sama,
kenangan terakhir saat iga mengikuti lomba mengarang cerita tingkat nasional, yg mengharuskan Iga menginap di solo, di wisma haji, sedangkan aku harus ke Bogor,
terlihat di wajahnya yg ayu, di matanya yg cerdas, keinginan agar aku menemaninya,
kukatakan saat itu pd iga,
ibu punya tugas, iga juga...
mari kita selesaikan sendiri2 tugas kita, ada Allah bersama kita,
dan kita bisa bersama lagi setelah tugas kita masing2 selesai...
dan sekarang aku menyesal mengatakan itu pd iga
karena igaku menjadi anak yang sangat berkelebihan mandiri,
tidak memerlukan sosok pendamping lain selain Tuhannya,
...ambilkan bulan, bu...
ambilkan bulan bu...yang slalu bersinar di langit...
ibu ga akan lupa dg suara lantangmu menyanyikan lagu itu di sebelah kiri ibu , saat kita pergi bersama-sama, berdua saja...
sekarang iga sdh bisa meraih bulan iga sendiri...
Subscribe to:
Posts (Atom)